MediaIndonesia.com – Di restoran autentik Jepang yang terletak satu gedung dengan Japan Foundation, suasana makan siang para ekspatriat di sana teramat syahdu. Saat sushi atau semangkuk udon sampai di depan mereka, tak lantas sumpit bekerja. Sesaaat mereka tampak menghirup dulu aroma sajian, menikmati rupa sajian yang ditata cermat memadukan aneka warna. Barulah setelah itu, dinikmati sepenuh hati, dalam fokus yang tertata.
Saat makan siang bersama country manager sebuah merek mesin cetak asal Jepang, eskpatriat yang mengaku juga menyukai sate padang itu tak ragu mengeluarkan bunyi sluuurp saat menyantap mi di depannya. Ia berkisah, menyeruput adalah upaya menikmati aroma mi serta kuahnya, yang akan tercium kuat saat diseruput. Laman Live Japan juga menyebutkan, kebiasaan menyeruput dikenal sejak 400 tahun sejak tradisi mengolah mi ditemukan dan populer di Jepang, yang terdiri atas soba, udon, dan ramen. Selain itu, menyeruput juga bisa mencegah rasa terbakar pada lidah saat mi masih panas, udara masuk ke mulut, sehingga suhu menurun. Saat tradisi aneka mi, termasuk udon, soba dan ramen ditemukan, peralatan makan dari tradisi barat yaitu sendok dan garpu memang belum masuk ke Jepang.
Menyeruput lebih pada kenikmatan pribadi, sehingga tak ada aturan khusus soal teknik, termasuk suara yang ditimbulkan, namun yang pasti kebiasaan ini hanya berlaku untuk produk mi autentik Jepang, sehingga tak berlaku saat menyantap spageti. Namun, kini volume suara sluuurp cenderung berkurang, seiring adaptasi warga Jepang terhadap aturan makan antar kultur.
Adaptasi tradisi makan di Jepang lainnya, disesuaikan dengan ritme masyarakatnya yang sibuk namun tetap ingin menikmati masakan enak. Kondisi ini memacu, aneka makanan beku di Jepang yang sangat beragam, termasuk yang berkualitas tinggi. Hampir semua makanan enak yang biasa dijual di restoran, dapat dibeli di supermarket bahkan convenient store di Jepang, sehingga makan dirumah menjadi kegiatan yang menghibur karena kualitas makanannya sepadan dengan restoran, baik rasa, tampilan dan kandungan nutrisinya yang rendah lemak, bergizi, serta bebas bakteri.
Cimory dan Kanematsu, perusahaan asal Jepang, Kanemory Food Service berkolaborasi mendirikan pabrik di Serang, Banten untuk memproduksi aneka makanan beku berbahan utama daging sapi, ayam maupun ikan, salah satunya aneka rasa mi udon yang bisa dimasak seperti mi instan. Bedanya, kemasan mi diambil dari kulkas karena berisi daging asli. Varaiannya terdiri atas Niku Udon dengan irisan daging sapi, Curry Udon dengan rasa kari Jepang dengan potongan daging ayam, serta Spicy Udon nan pedas berpadu kuah miso. Semuanya telah bersertifikasi halal dan bisa dibeli di supermarket bercitarasa Jepang, Aeon Mall mulai Rp35 ribu, sluuurp! (*/X-6)